Menjaga keamanan sekolah K-12 dari serangan dunia maya telah menjadi perhatian yang semakin besar bagi lembaga pendidikan, terutama karena serangan ini semakin canggih dan sering terjadi secara nasional. September lalu, sebuah distrik sekolah di Detroit dilanda serangan siber yang menutup sekolahnya selama dua hari. Distrik Sekolah Bersatu Los Angeles, distrik sekolah terbesar kedua di negara itu, juga menjadi sasaran serangan selama akhir pekan Hari Buruh, yang mematikan akses ke email dan melumpuhkan situs web distrik dan sistem kritis.
Serangan-serangan ini telah menjadi peringatan bagi distrik sekolah tentang risiko kejahatan dunia maya dan dampaknya terhadap operasi. Tapi mengapa penjahat dunia maya tertarik pada mereka?
Mengapa Sekolah Semakin Menjadi Sasaran Cybercrime
Dari portal pembelajaran online hingga sistem SDM, sebagian besar sekolah saat ini dilakukan secara digital. Hal ini membuat konektivitas penting untuk memastikan teknologi selalu berfungsi dan operasi penting tidak terganggu. Fungsi sekolah modern bergantung pada akses konstan ke jaringan, menjadikannya target utama peretas untuk mengeksploitasi kerentanan apa pun dalam jaringan dan mengeluarkan penguncian sistem total.
Ciri lain yang menarik dari sekolah bagi penjahat dunia maya adalah kekayaan data yang disimpan dalam basis data internal. Di sana, informasi siswa dan staf, termasuk nama lengkap, tanggal lahir, alamat, dan nomor Jaminan Sosial mereka, dapat ditemukan dan dicuri untuk tujuan jahat, kemungkinan dijual di web gelap atau dienkripsi untuk mendapatkan uang tebusan.
Meskipun serangan dunia maya dapat membahayakan informasi sensitif dan menghentikan operasi sekolah, serangan tersebut juga dapat memakan biaya besar untuk memulihkannya. Menurut studi Comparitech tahun 2021, serangan ransomware saja di sekolah dan perguruan tinggi AS menelan biaya $3,56 miliar.
Menjaga sekolah terlindungi dari ancaman dunia maya sangat penting saat ini, lebih dari sebelumnya. Namun, dengan hanya 14 persen distrik sekolah menggambarkan diri mereka “sangat siap” menghadapi serangan siber, jelas bahwa sekolah perlu meningkatkan pertahanan mereka terhadap masalah keamanan siber yang mungkin muncul, tetapi bagaimana caranya?
Cara Memastikan Sekolah Anda Terlindungi
Untuk mengatasi meningkatnya ancaman serangan siber di sekolah K-12, distrik harus menerapkan pendekatan proaktif terhadap keamanan siber. Menunggu serangan terjadi dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Sebaliknya, sekolah harus mengambil tindakan sekarang.
Berikut adalah tiga strategi yang dapat diterapkan sekolah untuk membantu melindungi lingkungan pembelajaran digital mereka:
Terapkan Mitigasi DDoS Otomatis
Serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) adalah jenis serangan dunia maya yang paling umum dan sektor pendidikan terus melihat lebih banyak serangan ini daripada industri lainnya. Serangan DDoS terjadi ketika penyerang dengan jahat membanjiri sirkuit internet korban dengan lalu lintas palsu atau tidak sah untuk mencegah lalu lintas pengguna yang sebenarnya lewat. Mempertahankan mitigasi DDoS dan solusi scrubbing sangat penting untuk melawan serangan DDoS ini. Layanan ini dapat secara proaktif memindai dan menganalisis jaringan untuk mencari ancaman dan menghapus lalu lintas berbahaya secara waktu nyata tanpa mengganggu operasi lain atau konektivitas internet, yang memungkinkan sekolah menerapkan pola pikir “atur dan lupakan”. Saat mitigasi DDoS di latar belakang, sekolah dapat melanjutkan operasi tanpa khawatir kehilangan konektivitas internet.
Isolasi Potensi Ancaman dengan Segmentasi Lalu Lintas Jaringan
Proliferasi ancaman dunia maya telah membuat keamanan data semakin menantang, terutama dengan pertumbuhan pembelajaran jarak jauh. Desain dan alat jaringan cerdas dapat membantu mengisolasi masalah keamanan yang muncul dan meningkatkan pelaporan dan visibilitas di seluruh jaringan distrik. Segmentasi lalu lintas jaringan meminimalkan desain jaringan sekaligus mengurangi permukaan serangan, memungkinkan opsi penahanan yang lebih cepat.
Manfaatkan Manajemen Ancaman Terpadu untuk Akses Cepat ke Semua Solusi Keamanan
Manajemen ancaman terpadu adalah pendekatan yang memungkinkan satu titik perlindungan di seluruh fungsi keamanan dan memastikan bahwa semua solusi keamanan bekerja sama untuk melindungi dari ancaman internal dan eksternal. Dengan manajemen ancaman terpadu, sekolah dapat menggunakan portal manajemen bersama untuk menyederhanakan infrastruktur keamanan mereka, membuatnya lebih mudah untuk mendeteksi ancaman di titik sentuh mana pun dan menerapkan solusi yang tepat untuk memerangi.
Krisis keamanan dunia maya pendidikan saat ini merupakan masalah yang mengganggu distrik sekolah K-12 secara nasional. Bukan soal sekolah yang akan disasar, tapi kapan, artinya sekolah harus bersiap sekarang atau menghadapi dampak yang mahal dan tidak dapat diperbaiki. Menerapkan strategi keamanan proaktif dapat melindungi sekolah dari serangan dunia maya dan menumbuhkan lingkungan tempat siswa dan staf dapat berkembang.
Terkait:
4 cara untuk menghindari minyak ular keamanan siber
Vendor keamanan siber K-12: Apakah ancaman sudah ada di rumah Anda?
Michael McKerley, Presiden, ENA oleh Zayo
Michael McKerley bergabung dengan ENA, sekarang ENA oleh Zayo, pada tahun 2000 sebagai insinyur sistem dan menjabat berbagai peran di ENA oleh Zayo, terakhir sebagai Chief Technology Officer. Sebagai Presiden, Michael memimpin ENA dengan keseluruhan portofolio solusi teknologi dan strategi pasar Zayo. Dia bangga telah menghabiskan sebagian besar karirnya di ENA oleh Zayo dan dia sangat bersemangat untuk menghadirkan solusi yang dapat diskalakan, andal, dan bermanfaat bagi lembaga jangkar komunitas di seluruh negeri.
Posting terbaru oleh Kontributor Media eSchool (lihat semua)