Ketika saya memulai sebagai konselor sekolah lebih dari 15 tahun yang lalu, teknologi di kelas tampak jauh berbeda dari sekarang. Hanya segelintir siswa yang memiliki perangkat pribadinya sendiri dan konsep one-to-one model, artinya setiap siswa diberikan laptop atau tablet yang dikeluarkan sekolah, belum diterapkan. Pada saat itu, siswa mengakses internet atau menggunakan perangkat digital secara hemat sepanjang hari sekolah, dan biasanya hanya di kelas yang berfokus pada teknologi. Saat ini, sebagian besar remaja memiliki akses ke smartphone dan lebih dari 80 persen siswa K-12 menggunakan perangkat yang dikeluarkan sekolah sebagai bagian dari pembelajaran mereka. Siswa jelas lebih terhubung dari sebelumnya, baik di dalam maupun di luar kelas.
Meningkatnya akses teknologi di sekolah ini berdampak positif dan negatif bagi siswa. Bagi sebagian orang, internet telah terbukti menjadi alat pembelajaran yang sangat menarik dan berguna, sementara bagi yang lain, arus informasi yang terus-menerus bisa sangat banyak. Karena itu, penting bagi pendidik untuk membantu siswa menggunakan teknologi dengan cara yang mendukung pembelajaran.
Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, teknologi dan alat digital tertentu sebenarnya dapat membantu memberi siswa rasa tenang sambil meningkatkan pemikiran saat itu juga.
Berikut adalah lima cara saya melihat teknologi berfungsi sebagai obat untuk kelebihan beban otak:
1. Pemeriksaan kesehatan mental untuk memulai kelas
Waktu yang singkat antar periode kelas sering membuat sibuk, dengan banyak siswa secara fisik berpindah ke kelas yang berbeda atau secara mental mempersiapkan diri untuk mendalami mata pelajaran baru. Lorong melewati waktu juga bisa diisi dengan interaksi sosial yang menegangkan atau melirik media sosial.
Check-in kesehatan di awal kelas dapat menjadi cara yang bagus untuk membantu siswa mendapatkan kembali fokus dan memusatkan pikiran mereka. Alat online sederhana yang memungkinkan Anda mensurvei kelas Anda β seperti Pear Deck, Google Forms, atau Kahoot β dapat digunakan untuk mendukung pemeriksaan emosional ini. Mengajukan pertanyaan seperti “Bagaimana perasaan Anda hari ini?” atau “Warna apa yang paling menggambarkan suasana hati Anda hari ini dan mengapa?” dan mengizinkan siswa untuk merespons secara anonim dapat menjadi pengubah permainan di kelas.
2. Aplikasi kesadaran
Membantu siswa melatih mindfulness, atau kemampuan untuk hadir pada saat itu dan menyadari pikiran, perasaan, dan sensasi, dapat sangat bermanfaat bagi kesehatan mental jauh di luar ruang kelas. Selain strategi non-teknis seperti papan mood kertas, dadu mindfulness, atau latihan pernapasan, ada alat dan aplikasi digital gratis seperti Calm, Headspace, dan lainnya yang dapat membimbing siswa melalui latihan mindfulness baik dalam pengaturan kelompok atau individu.
Terkait:
Bagaimana mengidentifikasi kecemasan siswa di kelas
Guru tidak dapat memenuhi kebutuhan akan SEL
3. Umpan balik digital pribadi
Beberapa siswa merasa tidak nyaman mengangkat tangan mereka di kelas atau meminta umpan balik dalam pengaturan kelompok. Memanfaatkan solusi yang memiliki fitur obrolan atau memungkinkan umpan balik digital waktu nyata pada tugas siswa adalah cara yang bagus untuk melibatkan siswa yang lebih memilih komunikasi yang lebih pribadi.
Ada juga diskusi kelas tertentu di mana anonimitas adalah kuncinya. Jika ada percakapan yang bersifat sensitif, di mana guru pun tidak perlu tahu jawaban siapa, umpan balik anonim akan membantu pendidik memfasilitasi wacana yang jujur ββdan terbuka. Dengan cara ini, siswa akan merasa lebih nyaman membagikan tanggapan mereka karena mengetahui bahwa mereka anonim. Coba manfaatkan alat digital yang mendukung interaksi aman semacam ini.
4. Alat audio & visual
Lingkungan kelas dapat secara langsung memengaruhi kemampuan siswa untuk belajar. Menambahkan musik, video, atau pencahayaan yang menenangkan dapat membantu siswa merasa nyaman dan menciptakan ruang belajar yang lebih tenang. Musik telah terbukti membantu meningkatkan fokus, dan ada banyak daftar putar dengan lagu yang sesuai untuk ruang kelas yang tersedia melalui layanan seperti Spotify atau YouTube. Memproyeksikan video perapian, ombak di pantai, atau awan yang bergerak lambat ke depan kelas selama jam kerja juga dapat membantu menciptakan suasana yang lebih santai.
5. Pagar digital
Saat siswa menggunakan perangkat yang dikeluarkan sekolah, akan sangat membantu jika Anda menetapkan batasan atau parameter yang bijaksana seputar halaman web mana yang dapat atau tidak dapat mereka akses selama kelas. Solusi penyaringan tertentu atau produk manajemen kelas dapat membantu mempersempit atau memperluas akses internet tergantung pada apa yang dibutuhkan untuk pelajaran hari itu. Ini membantu siswa fokus pada tugas yang ada dan mengurangi informasi yang berlebihan atau gangguan.
Untuk siswa masa kini yang sering mendapati diri mereka kelebihan beban, lingkungan belajar yang menenangkan dapat berfungsi sebagai momen hening yang sangat dibutuhkan. Saat teknologi ruang kelas terus berkembang, pendidik dan profesional kesehatan mental sekolah dapat menggunakan strategi seperti di atas untuk membantu siswa menjelajahi dunia digital mereka dengan tujuan.
Tracy Clements, LPC, Pakar Mata Pelajaran Keselamatan Siswa K-12, GoGuardian & Adjunct Professor, Lindenwood University
Tracy Clements adalah Pakar Mata Pelajaran Keamanan Siswa K-12 untuk GoGuardian dan asisten profesor untuk Lindenwood University. Dia memiliki 30 tahun pengalaman di bidang kesehatan mental yang mencakup pendidikan publik K-12, praktik swasta, advokasi anak, kesehatan mental rawat inap, dan layanan perlindungan anak. Dia mengembangkan dan menerapkan rencana pencegahan bunuh diri tingkat distrik untuk menangani tingkat bunuh diri yang sangat tinggi di distriknya.
Alasan saya: Hasrat saya adalah membantu kaum muda mengatasi kesulitan dan berfungsi sesuai potensi mereka sepenuhnya. Saya percaya membangun ketahanan adalah kunci untuk menyelesaikan krisis kesehatan mental.
Posting terbaru oleh Kontributor Media eSchool (lihat semua)